Selasa, 25 September 2012

21 Strategi Mengajar Ala Nabi Muhammad (Resensi Buku)


21 Strategi Mengajar Ala Nabi Muhammad (Resensi Buku)


Resensi Buku
Mencetak para Juara dalam 12 Bulan
21 Strategi Mengajar Ala Nabi Muhammad

Penulis                 : Khairunnas
Penerbit               : PT Elex Media Komputindo
Jumlah Halaman   : 202
Tahun                  : 2011

Adalah benar bahwa Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam itu bukan hanya seorang panglima perang yang hebat, bukan hanya seorang kepala rumah tangga ideal, tapi beliau juga seorang pengajar yang sukses. Dari madrasah didikan langsung beliau muncullah Abu Hurairah, seorang yang masuk Islam ketika berusia 40 tahun dan akhirnya menjadi sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi. Dari pengajaran beliau dikenallah Ali bin Abi Thalib, seorang yang mendapat julukan “gerbangnya ilmu”. Kita juga mengenal Ibnu Mas’ud yang ahli dalam bidang tafsir al-Quran itu. Sehingga selayaknyalah kita mencoba untuk mengetahui bagaimana metode pengajaran yang diterapkan oleh Rosulullah dan mencoba untuk menerapkannya dalam kehidupan kita di masa kini.

Khairunnas dalam bukunya yang berjudul Mencetak para Juara dalam 12 Bulan: 21 Strategi Mengajar Ala Nabi Muhammad ini mencoba untuk menelusuri bagaimana Nabi Muhammad mengajar para sahabat sehingga bangsa Arab yang pada waktu itu dikenal dengan bangsa yang “buta” baca tulis itu berubah menjadi salah satu pusat peradaban dunia yang sangat berpengaruh.

Secara umum buku ini terbagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama berisi pendahuluan yang mencakup konsep dasar pendidikan dalam Islam, Rosululloh sebagai profil seorang guru paripurna serta sekolah pada masa rosululloh. Bagian kedua menjelaskan secara terperinci 21 strategi dan metode yang pernah diterapkan oleh Rosululloh ketika memberi pengajaran kepada para sahabat.

Di bagian pertama, selain menjelaskan tentang betapa pentingnya peran seorang guru dalam proses pendidikan karena guru lah yang secara langsung dan intensif bertatap muka dengan murid sebagai aktor utama dalam dalam pendidikan, Khairunnas juga menggarisbawahi bahwa tujuan akhir pendidikan dalam konsep Islam adalah untuk membentuk pribadi manusia yang mengabdi kepada Alloh ta’ala. Ia juga menyatakan bahwa keluarga dan negara sama-sama mempunyai peran yang besar dalam proses pendidikan. Tidak lupa ia pun memberikan bukti betapa Rosululloh sangat memperhatikan aspek pendidikan. Contohnya ketika Rosululloh menjadikan “mengajar baca-tulis” sebagai tebusan bagi tawanan perang badr. Khairunnas juga menjelaskan bahwa guru adalah penerus para nabi karena para nabi dahulu juga punya misi “yu’allimuhumul kitaba wal hikmah”. Guru adalah penerus nabi karena nabi juga seorang pengajar bagi umatnya. Oleh karena itu seorang guru hendaknya menjadi teladan bagi muridnya dalam berbagai aspek kehidupan, bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Khairunnas menyatakan bahwa Rosulullah adalah profil guru teragung yang pernah dikenal di muka bumi ini dengan kriteria antara lain; ikhlash dalam mengajar, berprilaku jujur, walk the talk, adil, tawadlu, berani, memiliki jiwa humor, mampu mengontrol emosi, mampu menjaga lisan, dan bermusyawarah. Lebih jauh penulis menyampaikan bahwa pada zaman Nabi, majlis-majlis pembelajaran dapat ditemui di rumah (bait al arqom), masjid, shuffah, dan juga kuttab. Hal ini patut kita teladani terutama dalam hal menjadikan rumah sebagai tempat pembelajaran yang nyaman dan efektif bagi ayah, ibu, dan anak-anak karena bagaimanapun rumah memang merupakan madrasah yang pertama bagi anggota keluarga.

Di bagian kedua Khairunnas merumuskan 21 strategi mengajar yang pernah diterapkan oleh Rosululloh berdasarkan hadits-hadits yang bisa kita kaji sampai hari ini. Ke 21 strategi tersebut adalah
1.       mendorong murid menjadi pembelajar. Rosululloh menekankan bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah dan harus dilakukan sepanjang hayat.
2.       menciptakan suasana belajar yang nyaman. Sebelum memberikan pelajaran seringkali Nabi meminta para sahabat untuk tenang dan fokus dengan menarik perhatian mereka. Nabi juga memotivasi para sahabat agar memperhatikan apa yang beliau ajarkan.
3.       menciptakan pembelajaran yang aktif interaktif.
4.       metode belajar praktik. Para sahabat tidak begitu kesulitan untuk melaksanakan apa yang Rosululloh ajarkan karena sebelum mengajarkan, Roasululloh sudah mempraktikkannya dulu.
5.       mengajar sesuai kemampuan siswa. Dalam beberapa kesempatan, Rosululloh memberikan jawaban yang berbeda-beda untuk pertanyaan yang sama karena penanyanya yang berbeda.
6.       metode diskusi.
7.       mengajar dengan cerita. Seringkali Nabi bercerita akan keadaan suatu kaum atau seseorang.
8.       mengajar dengan perumpamaan. Misalnya ketika menjelaskan derajat dunia di hadapan Alloh ta’ala, Nabi mengumpamakan bahwa dunia lebih hina dari pada bangkai kambing yang jelek; kecil dan cacat.
9.       mengajar dengan menggunakan bahasa tubuh.
10.   mengajar dengan menggunakan gambar dan multi media. Contoh: Rosuslulloh pernah menggambar bujur sangkar dan menarik garis lurus dari dalam persegi tersebut hingga keluar. Kemudian membuat garis-garis kecil di sekitar garis lurus itu.
11.   memberikan penjelasan yang rasional dan argumentatif. Misalnya. Kenapa ketika ada alat yang masuk ke dalam minuman Nabi malah mengajurkan untuk menenggelamkannya kemudian baru membuangnya? Kenapa tidak langsung dibuang? Karena di salah satu sayap lalat itu ada penyakit dan di sayap yang lain ada obat.
12.   memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan self-reflection.
13.   menghafal dengan cara menyenangkan.
14.   mengajar secara pointer.
15.   metode tanya jawab.
16.   memberikan pertanyaan.
17.   memberikan pertanyaan yang menantang kepada murid.
18.   memberikan reward kepada murid.
19.   pertukaran pelajar.
20.   surat sebagai media pembelajaran. Nabi pernah berkirim surat yang isinya adalah ajakan untuk memeluk agama Islam kepada para raja yang berkuasa di zaman itu.
21.   mengajar dengan aktiva dimensi ketiga.

Satu hal yang menurut saya perlu diperbaiki dalam buku ini adalah pemilihan diksi judul utama buku “mencetak para juara dalam 12 bulan”. Penulis sama sekali tidak menjelaskan judul ini sama sekali; kenapa judul yang dipilih seperti itu, apa makna dan maksud judul itu, kenapa harus ada kata 12 bulan, dan lain-lain. Menurut saya justru lebih baik jika sub judul yang berbunyi “21 strategi mengajar ala nabi Muhammad” dijadikan sebagai judul utama karena esensi dari buku ini adalah penjelasan tentang hal tersebut.
Selain itu ada beberapa poin yang menurut penulis hal itu disebut sebagai strategi mengajar yang dipraktekkan Nabi tapi sebenarnya penulis –kelihatan- terlalu memaksakan konsep yang dia rumuskan. Contoh: poin ke 13; menghafal dengan cara menyenangkan. Tetapi kenyataannya penulis malah memaparkan teknik menghafal yang biasa kita kenal dengan Super Memori seperti teknik lokasi dan plesetan kata. Sementara itu penulis memaparkan hadit nabi yang menunjukkan bahwa nabi mengulang pernyataan beliau sebanyak tiga kali agar bisa dihafal oleh para sahabat. Ini jelas terlalu memaksakan konsep. Lebih jauh, penulis mengambil resiko dengan menyampaikan hadits yang oleh kebanyakan ulama disebut sebagai hadits dlo’if untuk mengklaim bahwa hal tersebut merupakan strategi pengajaran yang diterapkan Nabi Muhammad. Misalnya hadits “tuntutlah Ilmu sampai ke negeri China”. Imam Adz Dzahabi menyebutkan bahwa para ulama telah ijma’  (aklamasi) atas kedhaifan hadits ini.

Terlepas dari berbagai kekurangan tersebut, buku ini perlu diapresiasi karena telah berusaha untuk menyampaikan kepada kita umat islam dan manusia pada umumnya tentang strategi pengajaran yang pernah diterapkan oleh seorang manusia yang oleh Michael H. Hart disebut sebagai manusia yang paling berpengaruh di muka bumi. Buku ini layak dibaca oleh para guru dan orang tua yang ingin mendidik murid dan anak mereka dengan cara seperti apa yang pernah dicontohkan oleh Rosululloh. Kita tentu tidak bisa menyangkal lagi bahwa Rosululloh adalah pendidik dan pengajar tersukses yang pernah di kenal di dalam sejarah umat manusia. Pengaruh pengajaran beliau tidak hanya membekas kuat di dalam diri para sahabat; murid langsung beliau, tetapi juga para generasi pasca sahabat seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Malik , Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, kemudian generasi selanjutnya seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Khaldun, Imam al-Ghozali, Ar-Rozi, dan lain-lain. (tj)

Dasar Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas yang dapat menciptakan interaksi belajar mengajar secara efektif dan efisien mempunyai dasar yang kuat dan jelas (Roestiyah, 1989: 75).
a. Dasar Religius
Agar pendidik berhasil dalam mengelola anak didiknya, maka ia harus mempertimbangkan metode apa yang harus dipakainya, melihat waktu, serta kondisi yang ada. Karena hal itu akan menunjang keberhasilan dalam pengelolaan kelas. Sebagaimana hadist nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي اْلأَيَّامِ كَرَاهَةَ السَّآمَّةِ عَلَيْنَا (البخاري)
“Nabi S.A.W mengajari kami dengan memlih hari (waktu) yang tepat, sehingga kami tidak merasa bosan” (HR. Bukhori)

b. Dasar Sosiologis dan Antropologis
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan bersama antara guru, pelajar, maupun komponen yang terkait dalam proses pembelajaran. Tanpa keaktifan, partisipasi, kerja sama, maka tujuan pengajaran akan sukar dicapai. Demikian corak dan bentuk kerja sama sangat erat dengan sosio-antropologis setempat pada suatu bangsa.

c. Dasar Filosofis
Dalam pengelolaan kelas harus didasarkan dan berpedoman pada falsafah hidup yang tepat, dan yang dinamik. Seperti di Indonesia, yang menjadi dasar serta pedoman dalam manajemen kelas adalah Pancasila, sebab pancasila merupakan falsafah hidup (way of life) bangsa Indonesia. Maka pengelolaan atau manajemen kelas harus berdasarkan dan dilaksanakan sesuai isi sila-sila Pancasila.

d. Dasar Psikologis
Pelaksanaan manajemen kelas dalam interaksi belajar mengajar tidak dapat lepas dari faktor psikologi guru, siswa terutama, maupun komponen lain yang berkaitan. Masalah psikologis yang ikut mendasari pengelolaan kelas adalah:
1. Masalah motivasi
Dengan memilih serta melaksanakan motivasi yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan lancar dan penuh kegembiraan. Misalnya motivasi siswa agar giat belajar.
2. Masalah belajar
Memilih, menerapkan dan mengembangkan teori belajar yang tepat sehingga belajar secara efisien, efektif dan produktif.
3. Masalah individu atau pribadi
Di dalam pengelolaan kelas, masalah individual perlu diperhatikan, di samping masalah sosial.

e. Dasar Manajemen
Sebagai landasan dalam pengelolaan interaksi belajar mengajar yaitu teori manajemen, pengelola atau guru harus dapat menerapkan teori dalam praktik dengan tepat. Dasar-dasar manajemen, pengertian manajemen dengan jelas dan tepat dilaksanakan.

f. Dasar Komunikasi
Komunikasi yang tepat akan melancarkan interaksi. Pilihan komunikasi secara langsung atau menggunakan media tertentu.

g. Dasar Kurikulum
Dalam manajemen interaksi belajar mengajar di kelas, tidak dapat dilupakan dasar kurikulum. Dasar ini dapat disebut dasar content. Apa yang akan menjadi isi interaksi belajar mengajar yang berlangsung.

h. Dasar Mengajar
Hal ini penting sekali menetapkan teori mengajar yang bagaimana digunakan sesuai dengan situasi kondisi serta akan menjadi tercapainya tujuan.

i. Dasar Evaluasi
Suatu manajemen tidak dapat melupakan evaluasi. Sesuatu kegiatan akan efektif apabila disertai evaluasi yang tepat agar dapat dikembangkan suatu manajemen interakasi belajar mengajar yang tepat (Roestiyah, 1989: 75-79).

Dari dasar-dasar itu dapat dirangkumkan bahwa pengelolaan kelas mengaplikasikan beberapa prinsip ilmiah agar dalam manajemen interaksi belajar mengajarnya berjalan dengan tepat, efisien, efektif dan produktif dalam mencapai tujuan.

DISIPLIN MENURUT ISLAM



DISIPLIN MENURUT ISLAM 

Oleh: H. Endang Komara

Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Dalam ajaran Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59:



“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu …” (An Nisa: 59)

Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha maupun belajar, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa. Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa maupun kehidupan bernegara.

Disiplin dalam penggunaan waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa menyatakan penghargan terhadap waktu. Orang Inggris mengatakan Time is money (waktu adalah uang), peribahasa Arab mengatakan”


(waktu adalah pedang) atau waktu adalah peluang emas, dan kita orang Indonesia mengatakan: ‘’sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna’’.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin dalam memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yang ketat dalam kehidupan pribadinya.
Ada empat cara agar kita tidak menjadi orang-orang yang melalaikan waktu, antara lain: (1) beriman, (2) beramal saleh, (3) saling berwasiat dalam kebenaran, (4) saling berwasiat dalam kesabaran.
Inilah yang dijelaskan dalam ayat terakhir surat Al-Ashr. ‘’Illal ladziina amanu wa’amilushshaalihaati watawaahau bish shabr, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan menasihat-menasihati supaya menaati kebenaran serta menasihat-menasihati supaya tetap dalam kesabaran.’’


1. Beriman
Iman, secara bahasa bermakna “membenarkan”. Maksudnya membenarkan segala hal yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw., yang pokok-pokoknya tersistematisasikan dalam rukun iman. Iman sifatnya abstrak, dimensinya batiniah alias tidak terlihat. Karenanya, yang paling tahu apakah iman seseorang itu kuat atau lemah hanyalah Allah swt. Zat yang Maha Mengetahui masalah ghaib. Walaupun iman itu abstrak, namun Allah swt. Menyebutkan sejumlah ciri orang-orang yang imannya benar. Firman-Nya, ‘’Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan pada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya serta ampunan dan nikmat yang mulia.’’ (Q.S. Al Anfal 8:2-4). Iman itu bersifat fluktuatif, artinya kadang-kadang meningkat dan kadang-kadang menurun. Dalam suatu riwayat, disebutkan bahwa Al immanu yaziidu wa yanqushu (iman itu dapat bertambah dan bisa juga berkurang). Oleh sebab itu kita wajib merawat iman agar tetap prima supaya tidak terjerumus menjadi orang-orang yang merugi.



2. Beramal Saleh
Kedua yang bisa menyelamatkan manusia dari kerugian adalah beramal saleh. Kata amiluu berasal dari kata amalun artinya pekerjaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Kata shalihaat berasal dari kata shaluha artinya bermanfaat atau sesuai. Jadi, amal saleh adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa pekerjaan itu memberi manfaat untuk dirinya ataupun untuk orang lain. Selain itu, pekerjaan tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Syekh Muhammad Abduh mendefinisikan amal saleh sebagai perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan. Jadi, karya atau kreativitas apapun yang kita lakukan dengan penuh kesadaran demi kemaslahatan diri sendiri, keluarga ataupun masyarakat, dapat disebut amal saleh. Harus diingat, amal saleh itu harus dibarengi dengan iman, karena amal saleh tanpa dilandasi iman kepada Allah swt. akan menjadi sia-sia, ‘’Dan Kami hadapi segala amal baik yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan”. (Q.S. Al Furqan 25:23)

3. Saling Berwasiat dalam Kebenaran
Watawaashau bil haq, Orang yang saling berwasiat dalam kebenaran. Berarti saling menasihati untuk berpegang teguh pada kebenaran. Kata Al haq di sini berarti kebenaran yang pasti, yaitu Ajaran Islam. Maka syarat agar manusia terhindar dari kerugian adalah mengetahui hakikat kebenaran Islam, mengamalkannya, dan menyampaikannya kepada orang lain. Siapa saja yang tidak mau mengajak manusia lain untuk berpegang pada kebenaran Islam setelah ia mengetahuinya, ia termasuk dalam golongan yang merugi.
Mengajak orang lain berada di jalan kebenaran bukan sekadar tugas para kiai, ulama, ustadz ataupun lembaga dakwah, namun merupakan kewajiban setiap individu. Rasulullah bersabda, ‘’Siapa yang melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan kekuasaan. Apabila tidak mampu, maka ubahlah dengan lisan, dan kalau tidak mampu juga, maka ubahlah dengan hati, dan itulah iman yang paling lemah.’’
Kewajiban ini ditujukan kepada setiap individu muslim, kapan dan di mana pun melihat kemunkaran, kita wajib mengubahnya sesuai kadar kemampuan kita. Saling menasihati untuk berpegang teguh pada kebenaran harus dilakukan dengan ilmu, penuh kearifan, dan menggunakan kata-kata yang santun, sebagaimana Firman-Nya, “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl 16:125)

4. Saling Berwasiat dalam Kesabaran
Wa tawaashau bishshabr, saling menasihati supaya tetap dalam kesabaran. Kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat orang menjadi tabah menghadapi berbagai ujian. Sabar begitu penting untuk kita miliki. Allah swt. menyebut sabar sebanyak 103 kali dalam Al-Qur’an dengan berbagai konteks. Jiwa sabar harus kita miliki karena ujian akan selalu mewarnai kehidupan kita, ‘’Dan sungguh Kami akan berikan ujian padamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira orang-orang yang bersabar…” (Q.S. Al-Baqarah 2:155).



Disiplin dalan beribah.
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri. Pengertian yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan merendahkan diri hanya kepada Allah yang disertai dengan perasaan cinta kepada-Nya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa disiplin dalam dalam beribah itu mengandung dua hal: (1) berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah, makruh dan subhat; (2) sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan karena rasa takut atau terpaksa. Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 31:




‘’Katakanlah: ‘’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran 31).

Sebagaimana telah kita ketahui, ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah; (2) Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung dipersembahkan kepada Allah melainkan melalui hubungan kemanusiaan.
Dalam ibadah mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Orang yang mengada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 raka’at atau puasa 40 hari terus-menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak disiplin dalam ibadah, karena tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat bid’ah dan tergolong sebagai orang yang sesat.
Dalam ibadah Ghaira mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.

Disiplin dalam bermasyarakat.
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian, dengan bermasyarakat (animal education/hayawunnatiq), mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama yang harus dihormati dan dihargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, manakala salah satu komponen rusak atau binasa. Hadist Nabi SAW menegaskan:
“Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari tangan sebelah lainnya’’. (H.R. Bukhori Muslkim dan Turmudzi)

Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Negara adalah alat untuk memperjuangkan keinginan bersama berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh para anggota atau warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu Negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan. Rasulullah bersabda yang artinya: ‘’Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar dan taat’’. (H.R. Bukhori Muslim)

Senin, 14 Mei 2012

Kedua Kaki Yang Diharamkan Api Neraka

Kedua Kaki Yang Diharamkan Api Neraka
Selasa, 15 Mei 2012


عن عَبَايَةُ بْنُ رِفَاعَةَ قَالَ أَدْرَكَنِي أَبُو عَبْسٍ وَأَنَا أَذْهَبُ إِلَى الْجُمُعَةِ فَقَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُولُ مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
(صحيح البخاري)
Sungguh berkata Sayyidatina Aisyah ra :
”Dari Abaayah bin rifa’ah berkata : aku bertemu dg Abu Absin saat aku berangkat shalat jumat seraya berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yg berdebu kedua kakinya menuju di Jalan keridhoan Allah, maka Allah haramkan ia dari api neraka” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah Jalla Wa Alaa, Maha Raja langit dan bumi, Maha Menghiasi alam semesta yang fana dengan ibadah dan ketaqwaan yang abadi, Maha Menjadikan setiap nafas hamba – hambaNya yang sementara dan hina menjadi pembuka berlian keberuntungan yang kekal, Yang Maha Menjadikan satu kalimat membuka sedemikian banyak anugerah yang agung
“Lailahailallah”, Satu Nama Yang Maha Luhur. Mereka yang mengakui “Tiada Tuhan Selain Allah” maka dipastikan akan sampai kepada surga-Nya. Demikian sabda Nabi kita Muhammad Saw “barangsiapa yang mengatakan tiada Tuhan selain Allah dan meyakini tidak ada Tuhan selain Allah, pasti akan sampai ke surga-Nya”. Demikian riwayat Shahih Bukhari. Semoga aku dan kalian selalu dinaungi dengan Lailahailallah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt yang tiada henti – hentinya memberikan Cahaya Kasih Sayang kepada hamba – hambaNya, tiada pernah terputus dan Allah tidak putus asa dengan dosa hamba – hambaNya. Berbeda dengan hamba yang selalu berputus asa dari Rahmatnya Allah. Namun Dia (Allah) tiada pernah berputus asa menanti kehendak kita untuk mendekat, menanti kehendak untuk mendekat dan mencapai hari – hari mulia dan menjadikan hari – hari yang gelap menjadi hari yang terang – benderang dan menjadikan hari yang terang – benderang dalam kehidupan kita menjadi lebih terang – benderang dengan Cahaya Keridhoan Illahi.
(dalam qasidah yg dilantunkan saat maulid)“Yaa Saaqiyal Qauma Min Syadzaah, Alkullu lammaa saqayta Taahuw” demikian yang telah kita dengar tadi. Wahai Yang Maha Menghujani jiwa dengan anugerah bagi para pecintanya, Wahai Yang Maha Melimpahkan Rahmat kepada kelompok orang – orang yang telah mencintai dan merindukan daripada hausnya mereka akan kerinduan pada Allah. Allah tiada pernah berhenti memenuhi jiwa mereka. Mereka yang merindukan Allah Swt. “Alkullu lammaa saqayta Taahuw.” maka ketika Engkau (Allah) telah memenuhi jiwa mereka itu, maka mereka akan mabuk dengan cinta dan rindu yang lebih besar. Demikian Allah Swt yang maha berhak dicintai dan mempunyai cinta terindah dan cinta kepada Allah adalah cinta yang terindah dan cinta Allah adalah cinta yang tersuci. Cinta yang terkait dengan cinta Allah akan abadi dan cinta yang tidak terikat dengan cinta Allah akan putus dan sirna. Segala sesuatu yang terkait dengan Yang Maha Abadi akan menjadi abadi.
“Wa maa fauqatturaabi turaabu” dan semua yang ada di atas tanah akan menjadi tanah. Ingatlah hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, setiap nafas yang diterangi Cahaya keridhoan Allah didalam dzikir dan munajat nafasmu abadi dan selain dari itu akan sirna dan fana. Setiap lintasan pemikiran dan gerak – gerikmu yang berada didalam hal yang dikasihi dan dicintai Allah, maka gerak – gerikmu itu akan abadi membuka kebahagiaan yang kekal. Setiap teguk minuman yang diawali dengan Basmalah (Dengan Nama Allah), maka teguk minuman itu saksi untuk mengantarkan kita kepada surga-Nya. Demikian setiap langkah dan gerak – gerik kita.
Sampailah kita kepada hadits agung ini. Ketika Ubaayah radiyallahu anhu mendengar bahwa Nabi Saw bersabda ketika salah seorang sahabat menuju shalat jum’at bahwa Nabi saw bersabda "“Man ighbarrat qadamaahu fi sabiilillahi harramahullahu alannaar”" barangsiapa yang berdebu kakinya menuju ke jalan Allah, Allah haramkan ia dari api neraka. Hadirin – hadirat, ini bukan perjalanan jihad saja karena hadits ini teriwayatkan saat- saat waktu menuju shalat jum’at dan juga di semua langkah yang menuju ke tempat kemuliaan, majelis – majelis dzikir, majelis – majelis ta’lim, masjid, shalat jama’ah, shalat jum’at, dan hal – hal yang diridhoi Allah. Maka debu yang sampai di kaki kita itu sangat dihargai oleh Allah. Adakah yang lebih mencintai para tamunya melebihi Allah?, menghormati para tamunya hingga debu yang terinjak di kaki mereka itu membuat mereka diharamkan oleh Allah dari api neraka. Sampai debu di kaki mereka diperhatikan oleh Allah, kaki mereka yang bersih, barangkali terkena debu saat melangkah menuju masjid maka itu membuatnya haram dari api neraka. Demikian indahnya Allah Swt menghargai debu dari setiap kakiku dan kaki kalian menuju keridhoan Ilahi.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Ini baru langkah kaki dan debu yang menyentuh, lebih lagi jiwa menuju keridhoan Allah. Jiwa yang mencintai dan merindukan Allah Swt. Bagaimana sambutan kehormatan Allah, seorang tamuku datang ke masjid, ke Baitullah, ke istana keridhoan Allah sampai berdebu kakinya maka ia diharamkan dari api neraka. Bagaimana dengan niat mulianya, bagaimana jika ia sudah duduk berdzikir, bertaubat, berdoa. Demikian agungnya Rabbul Alamin, bukalah pintu keluasan dan kedermawanan Allah dan pahamilah seluas – luasnya didalam sanubarimu, kau akan merasakan samudera agung itu melimpahkan Rahmat-Nya setiap waktu dan kejap. Karena itulah perbuatan Allah. Kita dalam keadaan lupa, dalam keadaan dzikir, dalam keadaan bangun, dalam keadaan terjaga, ngobrol, bicara dan lainnya, namun Rabbul Alamin tiada henti menumpahkan Rahmat kepada yang dikehendakinya.
“Rahmatiy wasi’at kulla syai’ (QS Al A’raf 156) ” Rahmat-Nya sampai kepada segala sesuatu.
Hadirin – hadirat, maka untuk inilah makna Bismillahirrahmanirrahim (Dengan Nama Allah) Sang Pemilik Kasih Sayang yang fana dan kasih Sayang yang abadi, kenikmatan yang fana dan kenikmatan yang abadi, yang kesemuanya milik Allah. Maka mintalah kepada Sang Pemilik, berusahalah dan terus. Namun jangan lupa kepada Yang Memiliki segenap kenikmatan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt berfirman
“wama yuthi’illah warrasula fa’ulaaika ma’alladziina an’amallahu alayhim minannabiyin, wasshiddiqiin wassyuhadaa’i wasshalihin, wa hasuna ulaaika rafiiqa” sungguh orang – orang yang berusaha taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka akan dikumpulkan oleh Allah bersama orang yang dilimpahi kenikmatan oleh Allah bersama para Nabi dan para shiddiqin, para syuhada dan orang – orang shalih dan itulah sebaik baik persahabatan QS Annisa 69) . “Wahasunna ullaika ..” kalimat ini mengundang keinginan kita untuk merenung. Alangkah indahnya persahabatan dengan para Nabi dan Rasul dan shiddiqin, alangkah indahnya saat ini bisa kau bayangkan sedang duduk di kanan kirimu teman dan sahabat dan di surga kelak Allah gantikan di kiri dan kananmu adalah para Nabi dan Rasul. Duduk dengan senang dan bersama bersahaja satu sama lain, saling bercengkrama, saling bertanya jawab. Apakah terbayang kau duduk satu nampan dengan para Nabi dan Rasul, satu nampan dengan para shiddiqin, satu kursi dengan para shalihin dan syuhada. Yang dahulunya kita hanya mendengar nama – nama mereka di Alquranulkarim (Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Ibrahim) namun disaat itu kau bisa duduk bersama dalam satu kumpulan. Demikian indahnya kalimat “wahasunna ullaika ..”. Semoga Allah Swt memastikan namaku dan nama kalian ada diantara mereka, bergabung bersama para Nabi dan Rasul dalam satu kelompok dan bercengkrama dengan mereka. Ya Dzaljalali Wal Ikram, Ya Dzaththauli Wal In’am.
“Man ighbarrat qadamaahu fisabilillah harramallahu alannaar” barangsiapa yang berdebu kakinya di jalan Allah, maka Allah haramkan ia dari api neraka. Perbanyaklah langkah – langkah yang baik menuju masjid, menuju majelis ta’lim, menuju majelis dzikir. Di majelis ini mungkin hadir sekitar 20.000 muslimin- muslimat, sedemikian banyak yang sudah diharamkan oleh Allah dari api neraka.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah keagungan majelis dzikir dan majelis ta’lim. Namun setelah kaki itu melangkah kepada keluhuran, janganlah dikotori dengan langkah menuju kepada hal yang hina. Perbanyaklah langkah – langkah yang baik.
“Innal hasanaat yudzhibnassayyi’at”. Jika kita mengadu kepada Allah “Rabbiy walaupun aku ini berusaha memperbanyak ibadah tapi aku juga masih belum mampu meninggalkan maksiat”. Allah sudah menjawab pertanyaan ini “Innal hasanaat yudzhibnassayyi’at” sungguh dengan memperbanyak pahala akan menghapus dosa – dosa. Jika kau merasa banyak berbuat dosa maka perbanyaklah pahala, jika kau merasa banyak mencaci maka gantilah dengan banyak berdoa.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya Allah Yang Maha Mengetahui. Ada diantara hamba – hambaNya yang akan terjebak didalam dosa dan kesalahan, mereka bisa berputus asa dari Kasih Sayang Allah karena telah terjebak didalam dosa. Allah menghibur mereka dengan
“Innal hasanaat yudzhibnassayyi’at”, marilah beramal pahala karena itu akan menghapus dosa – dosa. Demikian indahnya Rabbul Alamin Swt.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan betapa mulianya Allah Swt memuliakan kita dengan tauhid beserta kemudahannya. Kita bisa melihat bagaimana umat – umat terdahulu yang mendapatkan kesulitan – kesulitan jauh lebih dari kesulitan kita. Jika kita mengadukan keadaan kita, banyak musibah ini dan itu maka ingatlah umat yang terdahulu. Ketika Sang Nabi saw sedang duduk di Ka’bah Al Musyarafah, sebagaimana riwayat Shahih Bukhari datanglah seorang sahabat “ya Rasulullah bagaimana dengan musibah yang terus menimpa kita ini?, maka Rasul saw berkata “kalian ini terburu – buru, umat sebelum kalian itu diletakkan gergaji diatas ubun ubunnya, lantas digerakkan hingga terbelah dua tubuhnya, (mereka rela menerima itu) demi menjaga kalimat tauhid. Ada diantara mereka yang tubuhnya disisir dengan sisir baja hingga terlepaslah kulit dan daging dari tulangnya dan mereka tetap tidak mau melepaskan “Lailahailallah”.
Hadirin – hadirat, kenikmatan besar yang ada pada diri kita, tidak ada yang melarang kita shalat, tidak ada yang melarang kita puasa, tidak ada yang melarang kita dzikir, tiadalah kenikmatan terbesar yang Allah berikan. Dan juga sebagaimana Allah menceritakan, kuatnya iman para tukang sihir Fir’aun, para musyrikin yang menyembah Fir’aun yang sudah jelas – jelas telah mengakui “ana Rabbukumul a’la” akulah Tuhan kalian yang maha tinggi, kata fir’aun. Maka disaat itulah Allah Swt memberikan mukjizat kepada Nabi Musa hingga kalahlah para tukang sihir Fir’aun. Dan disaat mereka kalah fakharruu lahu sujjadaa” maka para tukang sihir itu pun menyukur bersujud seraya berkata “amana bi Rabbiy Musa wa Harun” kami beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun. Maka Fir’aun pun marah dan berkata “haamantu qabla..tulakum” bagaimana kalian beriman kepada Musa sebelum aku mengijinkannya? “..min qalla” akan kupotong tangan dan kaku kalian secara bersilang dan akan pajang kalian di tiang salib sampai kalian wafat. Demikian ucapan Fir’aun. Maka berkata para tukang sihirnya “..antaqad” perbuatlah apa yang ingin kau perbuat, kami tetap menyembah Tuhan kami. (peristiwa ini dijelaskan pada QS Al A’raf 121 hinga 124).
Demikian mereka mempertahankan “Laa ilaaha illallah”. Namun kita Alhamdulillah dengan segala anugerah, kapanpun mau bersujud kita bisa bersujud, kapanpun shalat masjid bertebaran di Barat dan Timur, kapanpun ingin berwudhu air ada dimana – mana, kapanpun ingin majelis dzikir dimanapun ada banyak majelis dzikir. Demikian makmur dan mudahnya kita taat kepada Allah. Berbeda dengan di masa lalu, sebagaimana firman Allah “Wa Maa Naqamuu minhum illa an yukminuu billahil Azizlhamid” mereka orang – orang yang terdahulu yang memusuhi para Nabi dan Rasul, mereka itu dendam kepada orang – orang yang beriman kepada Allah, Yang Maha Agung dan dan Maha Terpuji (QS Alburuuj 8).
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kemikmatan yang demikian agung dan mulianya dan patut kita syukuri. Dan malam ini kita berada didalam naungan Allah di bulan Sya’ban Al mukarram, bulan turunnya firman Allah
“innallaha wa malaikatahu yushalluuna alannabiy, ya ayyuhalladzina amanu shalluu alaihi wa sallimuu tasliima” Sungguh Allah dan para malaikat-Nya melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad Saw, Allah menyeru kepada semu yang mengaku beriman “perbanyaklah shalawat kepadanya dan salamlah kepadanya dengan seindah – indah salam”; QS. Al-Ahzab : 56. Demikian Allah mengajari kita untuk bershalawat dan bersalam kepada Sayyidina Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu, Sang Nabi Saw bersabda
“Sya’ban syahri, Ramadhan syahrun ummatiy”. Walaupun hadits ini hukumnya dhaif didalam musthahalul hadits namun maknanya shahih. Sebagian orang menganggap hadits dhaif tidak bisa dijadikan dalil. Memang hadits yang dhaif tidak bisa dijadikan dalil namun kalau didukung oleh sedemikian banyak firman Allah, maka tentunya sudah bukan dhaif lagi karena diperkuat dengan firman Allah Swt. Firman Allah ini turunnya di bulan Sya’ban, bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Salahkah jika seseorang memperbanyak shalawat di bulan Sya’ban?.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah bulan cinta kita kepada Nabi kita Muhammad Saw. Maka sebagian para shalafusshalihin tidak melepaskan waktu di bulan Sya’ban untuk berziarah ke Madinah Al Munawwarah. Namun mereka yang tidak mampu berziarah ke Madinah, mereka mencari (makam) para aulia (aulia = jamak para wali) dan shalihin disekitarnya yang dekat dengan mereka untuk berziarah di bulan Sya’ban untuk melampiaskan rindu dan cintanya mereka kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana Rasul saw berziarah, melampiaskan rindu dan cintanya kepada
pekuburan baqi’ (HR. Shahih Bukhari). Dengan airmata mengalir di kedua kelopak mata beliau, seraya berkata “assalaamu’alaikum ahladdiyaar, inna bikum laahiquun” salam sejahtera wahai penduduk sekitar (padahal itu pekuburan Baqi’). Ahladyar adalah penduduk sekitar, dyar jama’ dari dar adalah rumah – rumah, dan kalau dyar adalah perumahan. Yang dimaksud Sang Nabi saw “assalamu’alaikum ahladyar” salam sejahtera wahai penduduk sekitar (penduduk kampung ini). Demikian Sang Nabi saw menghargai yang telah wafat. Akan datang waktunya aku akan menyusul kalian wahai ahlulbaqi’yaitu para sahabat radiyallahu anhum.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Maka tidak bisa disalahkan jika bulan Sya’ban orang memperbanyak ziarah, karena ziarah adalah hal yang sunnah. Karena hal yang sunnah tidak bisa dimunculkan pengharamannya di waktu kapanpun dan dimanapun selama hal itu dilakukan oleh Sang Nabi saw. Ziarah boleh di bulan Rajab, boleh Ramadhan, boleh Sya’ban, boleh Syawal, boleh siang, boleh malam, tidak ada larangan dari Sang Nabi saw. Maka janganlah mengharamkan apa – apa yang dihalalkan oleh Allah Swt. Sebagaimana Sang Nabi saw pernah sekali tidak mau makan madu karena salah seorang istrinya tidak menyukai baunya madu maka Sang Nabi saw berkata
“aku tidak akan makan madu lagi”. Maka Allah menurunkan ayat “ya ayyuhannabiy limaa Tuharrimu maa ahallallahu laka..” (Wahai Nabi, kenapa kau haramkan apa apa yg dihalalkan Allah untukmu) (QS Attahrim 1) jangalah kau mengaramkan apa – apa yang dihalalkan oleh Allah untukmu. Hal yang halal sudah jelas halal, yang berziarah, yang bershalawat, yang beribadah, yang berdzikir, yang berdoa, semu ini mulia. Jangan sampai muncul pengharaman di waktu kapanpun dan dimanapun.
Hadirin – hadirat, sambung silaturahmi karena kita sudah dekat dengan malam Nishfu Sya’ban, dekat dengan bulan Ramadhan. Sudah waktunya menghapus segala kebencian kepada sesama, sambung cinta kepada Rabbul Alamin. Dan ingatlah sabda Rasul saw riwayat Shahih Bukhari “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan ditambahkan usianya maka sambunglah silaturahmi”. Janji Rabbul Alamin Swt, sebagaimana diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, ketika salah seorang daripada tabi’in yang ketika itu ia telah memahami makna hadits ini “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan ditambahkan usianya maka ia menyambung silaturahminya”. Ketika dihari itu ia berjumpa dengan orang yang pernah dimusuhinya dan belum sempat mohon maaf dan belum sempat silaturahmi. Maka ketika ia jumpa disaat itu, ia pun menyalaminya dan menyambung silaturahminya dan saat itulah di hari esoknya ia mendapatkan perdagangannya lebih hebat dari yang lalu. Maka saat itu ia berdoa “ya Rabbiy, apa sebabnya perdaganganku beberapa waktu lama ini terhambat dan tiba- tiba Kau beri keluasan dan kemudahan”. Ketika ia tidur, salah seorang malaikat berkata padanya “kau ingat sabda Nabi saw “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan ditambahkan usianya maka ia menyambung silaturahminya” wahai hamba Allah semestinya sebelum terbit matahari di hari kemarin kau telah wafat tapi karena kau menyambung silaturahmimu dengan orang yang kau musuhi maka Allah memanjangkan usiamu dan meluaskan rezkimu. Sesungguhnya kau tidak akan menyaksikan matahari kemarin ini karena kau mestinya telah wafat. Janji Muhammad Rasulullah Saw. Allah Swt Yang Maha Mengatur mengajarkan kita memajukan dan memundurkannya keputusan Illahi.
Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt meluaskan rezki kita dan memanjangkan usia kita. Ya Rahman Ya Rahim demi kemuliaan hadits Sayyidina Muhammad Saw, putuskan seluruh kebencian didalam hati kami kepada seluruh makhluk-Mu yang dengan itu kami mendapatkan keluasan rezki dan panjangnya usia. Ya Rahman Ya Rahim limpahkan anugerah-Mu dimalam ini kami menyambung silaturahmi dengan-Mu Rabbiy yang barangkali selalu terputus dengan dosa dan kesalahan. Kau menyambung silaturahmi makhluk dengan makhluk, Kau telah limpahi anugerah sedemikian besarnya, lebih lagi kami ingin menyambung silaturahmi dengan-Mu Rabbiy, sambut silaturahmi kami Ya Rahman Ya Rahim. Jangan putuskan sebab dosa – dosa dan kesalahan kami, Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am. Rabbiy jangan Kau siksa kami, dan Kau limpahi kami musibah karena dosa – dosa kami, jangan bebani kami hal yang kami tidak mampu menanggungnya.
Ya Rahman Ya Rahim kami bermunajat kehadirat-Mu Yang Maha Luhur dan Maha Mengetahui setiap sanubari, terangkan jiwa kami dengan kedamaian, padamkan segala api permusuhan didalam sanubari kami dan diantara msulimin, padamkanlah semua kehendak orang – orang yang hatinya ingin memusuhi kami, Rabbiy padamkan api kebencian mereka dan padamkan pula api kebencian di hati kami, sejukkan dengan Nama-Mu Yang Maha Luhur. Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am, limpahkan Cahaya Anuberah-Mu kepada bumi Jakarta dan seluruh wilayah msulimin, tenangkan bangsa ini dari segala musibah, tenangkan mereka dari segala api perpecahan dan kemarahan, padamkan seluruh api perpecahan dan permusuhan diantara muslimin – muslimat bangsa terbesar muslimin di muka bumi di Barat dan Timur.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Kita ucapkan terima kasih kepada Radio Wadi fm yang terus merelay acara ini setiap malam selasa, semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Dan juga para tamu kita yang datang dari jauh dari Banjarmasin, dan juga para habaib kita tentunya. Hadirin – hadirat, dan tentunya jangan lupa Insya Allah tanggal 5 Agustus 2009 kita akan mengadakan dzikir akbar Majelis Rasululllah Saw di Monas. Semoga Allah Swt menjadikan acara ini sukses dan dihadiri lebih dari ratusan ribu muslimin – muslimat yang berdoa dan bermunajat kepada Allah agar menjadikan bumi Jakarta ini dihujani hujan airmata doa dan munajat demi kedamaian kita. Ya Rahman Ya Rahim sukseskan acara ini, jadikan acara ini menjadi penghancur dari segala hal – hal yang Kau murkai, acara ini membawa kedamaian dan meruntuhkan segala permusuhan dan perpecahan bagi umat muslimin – muslimat dan menjadi kedamaian bagi bangsa kami. Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am dan kita ucapkan terima kasih juga personil – personil aparat keamanan yang turut mengamankan dari POLDA Metro dan Polres Jakarta Selatan, semoga diberi Rahmat dan Keberkahan oleh Allah Swt bagi mereka yang tanpa pamrih untuk memperdulikan majelis – majelis ta’lim dengan kedamaian, semoga dilimpahi kemuliaan Allah Swt. Kita teruskan acara ini dengan dosa bersama, mendoakan seluruh muslimin – muslimat agar diberi kemudahan oleh Allah, termasuk aku dan kalian yang barangkali dalam kesulitan dan kesulitan dan semua musibah, agar dibantu oleh Allah dan tanpa kita sadari dengan doa kita berapa ribu muslimin – muslimat yang dibantu oleh Allah terangkat dari segala kesedihan dan kesulitannya dan mungkin diantaranya kita sendiri. Marilah kita berdoa. Tafadhol masykura
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lima Kelompok Golongan Syuhada

Lima Kelompok Golongan Syuhada
Selasa, 15 Mei 2012


قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ، فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ، ثُمَّ قَالَ الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ، الْمَطْعُونُ، وَالْمَبْطُونُ، وَالْغَرِيقُ، وَصَاحِبُ الْهَدْمِ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ.
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
"Ketika seseorang berjalan di jalan, ia menemukan ranting kayu yg penuh duri, lalu ia menyingkirkannya, maka Allah berterimakasih padanya, maka Allah mengampuni dosa dosanya, lalu Rasul saw meneruskan sabda nya : Syuhada adalah lima : orang yang wafat terkena sakit Tha;un, dan orang yang wafat terkena sakit diperutnya, dan orang yang wafat tenggelam, dan orang yang wafat terkena reruntuhan/longsor, dan orang yg wafat dalam peperangan di Jalan Allah” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Sang Pemilik kesucian jiwa, Yang Maha Menenangkan sanubari dengan cahaya keindahan-Nya, Yang Memuliakan kehidupan hamba – hambaNya dengan cahaya tuntunan Sang Nabi, Sayyidina Muhammad (Saw), Syafii’una Muhammad, Maulana Muhammad, Shallallahu wasallama wabaaraka alaihi wa alaih.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt Maha Raja alam semesta selalu menerbitkan kemuliaan dan menawarkan pengampunan dan matahari kebahagiaan dunia dan akhirat adalah milik-Nya Yang Maha Abadi, Maha Tunggal dan Maha Sempurna, Maha Suci dan Maha Menguasai kemuliaan dunia dan akhirat, Maha Siap Membagi – bagikan Pengampunan dan Kasih Sayang-Nya kepada hamba – hamba yang mau membuka sanubarinya dan mengagungkan lisannya dengan memanggil Nama Allah dan mengagungkan hari – harinya dengan perbuatan yang luhur, dengan perbuatan yang suci untuk membenahi dirinya dengan keridhoan Allah, menghiasi hari – harinya, menghiasi dirinya, menghiasi lisannya, menghiasi penglihatannya, menghiasi pendengarannya, menghiasi nafasnya dengan keindahan Allah, menghiasi jiwanya dengan keindahan Allah, menghiasi sanubarinya dengan keindahan Allah, menghiasi siang malamnya dengan keridhoan Allah, Maha Tunggal dan Maha Abadi, Maha Berjasa kepada seluruh makhluk-Nya.
Hadirin – hadirat, menghiasi hari – hari kita dengan keridhoan Ilahi, menghiasi jiwa kita dengan Cahaya Ilahi, menghiasi lisan dan seluruh tubuh dan jasad kita dengan Cahaya Ilahi. Tentunya Allah telah menciptakan satu cahaya yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat, membawa kebahagiaan dan menjadi terbitnya keridhoan Allah dunia dan akhirat, ialah Sayyidina Muhammad Shallallahu wasallama wabaaraka alaihi wa alaa alih. Sebagaimana firman-Nya “..wa siraajan munira” pelita yang terang – benderang bercahaya Nabiyyuna Muhammad Shallallahu wasallama wabaaraka alaihi wa alaa alih, Yang Allah simpan seluruh cinta dan mahabatullah pada gerak – gerik Muhammad Rasulullah Saw. “Qul in kuntum tuhibbuunallah fattabi’uuni yuhbibkumullah” katakanlah jika kalian betul – betul mencintai Allah, jika kalian mendambakan Allah maka ikutilah aku (Nabi Muhammad Saw); QS. Al Imran : 31. Menunjukkan pada gerak – gerik Sang Nabi Saw itulah tersimpan cahaya kecintaan Ilahi. Dalam tuntunannya, dalam bimbingannya, dalam cinta kepada beliaulah kesempurnaan iman.“Laa yukminu ahadukum hatta akuunaa ahabba iayhi min waladihi wa waalidiihi wannaasi ajma’in”
Hadirin – hadirat, sampailah kita kepada hadits mulia yang mana telah kita baca bersama riwayat Imam Bukhari didalam Shahihnya bahwa Rasul saw menyampaikan suatu cerita dan suatu kabar. “Ketika seorang lelaki melewati sebuah jalan, lalu ia melihat ranting yang penuh dengan duri seraya menyingkirkannya dari jalan. Fasyakarallahu lahu, faghafara lahu”. Kita lihat kalimat ini, Allah berterima kasih kepadanya sehingga Allah mengampuninya. Kita lihat siapa yang berterima kasih?, Dialah (Allah). Apa untungnya bagi kita menyingkirkan ranting berduri dari jalan, barangkali yang lewat cuma hewan, barangkali yang lewat cuma orang – orang yang berdosa, ataupun tidak ada yang lewat sama sekali di jalan itu. Namun perbuatan mulia yang muncul dari jiwa dan niat yang suci, tidak akan didiamkan oleh Allah. Bukan perbuatan tangan mengangkat ranting dan menyingkirkannya, tapi jiwa yang bergetar (tergerak utk berbuat baik) yang dilihat oleh Rabbul Alamin Swt yang membuat Allah Swt menyampaikan bahwa niat orang itu dengan perbuatannya membuat Allah berterima kasih kepadanya.
“Fasyakarallahu lahu, faghafara lahu” Allah berterima kasih padanya sehingga Allah mengampuninya. Allah Swt Maha Berterima kasih atas kebaikan hamba-Nya kepada makhluk Allah yang lainnya. Inilah keindahan Allah Yang Maha Indah, inilah perbuatan Yang Maha Indah, inilah Kasih Sayang Yang Maha Indah, sehingga didalam menyingkirkan ranting berduri saja sudah tersimpan Pengampunan Ilahi.
Dalam gerak – gerik kita, dalam melangkah menuju majelis ini, Sebagaimana hadits yang kita baca minggu yang lalu bahwa Allah mengharamkan setiap kaki yang terkena debu dalam menuju ke jalan Allah, menuju shalat jum’at, menuju majelis, menuju tempat dzikir, sebagaimana Allah membiarkan (menyampaikan) hal itu dan disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw dan Allah mengharamkan setiap anggota sujud terkena api neraka. Dan demikian banyaknya, berpuluh ratus ribu hadits nabawiy dan ayatul qur’aniyyah yang menyampaikan kepada kita akan kelembutan Rabbul Alamin dan Jasa-Nya kepada kita.
Dan tawaran lamaran cinta Rabbul Alamin selalu ditawarkan dalam setiap kehidupan kita kepada setiap hamba – hambaNya. Beruntung mereka yang mau menerima tawaran pengampunan. (ketahuilah) Yang Maha Mengampuni menawarkan pengampunan-Nya, Yang Maha Baik menawarkan surga-Nya yang abadi, Yang Maha Memiliki kebahagiaan dunia dan akhirat menawarkan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi yang menginginkannya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, “Alladziina kafaruu wa shadduu ‘an sabiilillah adhalla a’maalahum; walladziina aamanuu wa ‘amiluushshaalihaati wa aamanuu bimaa nuzzila ‘alaa muhammadin wahuwal haqqu min rabbihim, kaffara ‘anhum sayyi;aaatihim wa ashlaha baalahum” Mereka yg menolak ajakan Allah dan berpaling dari ajakan Allah swt maka dihapuslah amal pahala mereka, dan orang – orang yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa – apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw, Allah kikis dosa – dosa mereka (dengan amal – amal mereka, dengan perbuatan mereka, dengan ibadah mereka, dengan shalatnya, dengan puasanya, dengan zakatnya, beramal yang fardhu dan sunnah, perbuatan baik yang besar atau yang tampak remeh (sekedar menyingkirkan ranting saja) terus Allah Swt mengikis perbuatan dan dosa – dosa mereka); QS. Muhammad : 1-2.
“Kaffara ‘anhum sayyiaatihim”. (Allah kikis keburukan mereka) Karena sayyiaat itu adalah hal yang hina. Bisa berupa perbuatan dosa, bisa dosanya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, berbeda dengan dzunuub (yaitu) adalah dosanya, kalau sayiat itu adalah perbuatan perbuatan buruknya, bisa berupa wujud dosa, bisa perbuatan dosanya.
Hadirin – hadirat, kalau seandainya Allah menghapuskan dosanya saja, Allah tidak menghapuskan sifat dan keinginan buruknya maka orang ini akan terus dalam dosa. (namun) Semakin ia menerima tuntunan Sang Nabi Muhammad Saw, menghiasi dirinya dengan sunnah Sang Nabi saw dan keindahan Sang Nabi saw maka
Kaffara ‘anhum sayyiaatihim” Allah menghapus (sedikit demi sedikit) hal – hal yang buruk dari dosa – dosanya dan dari segala sifat buruknya.
(misalnya hati kita berkata) Saya selalu menjalankan sunnah, tapi kenapa masih banyak tersisa sifat – sifat buruk dalam diri saya? Pertanyaan itu adalah hidayah dari Allah. Pertanyaan didalam diri kita, kenapa kita mesti berbuat dosa? Menunjukkan hidayah dari Allah memberi Cahaya didalam jiwa, memberi kefahaman didalam hati bahwa kita masih banyak berdosa. Jauh lebih beruntung dari orang lainnya yang tidak pernah merasa berbuat dosa dan ia terus berbuat dosa. (misalnya hatinya bekata) Cukup sudah aku istighfar atas dosaku.
Namun kalau kita sudah berusaha menghindari hal – hal yang hina, didalam diri masih ada haus dan tidak puas dengan amal – amal yang shalih hingga hati masih menjerit mengatakan
“kenapa aku masih berbuat dosa?” justru itulah daripada Cahya Rabbul Alamin yang berpijar dari hatimu, yang tidak pernah ingin hal – hal yang hina ada dalam diri kita dan itulah tanda dari Allah Swt yang sedang menerbitkan Cahaya Keindahan-Nya pada jiwamu. (diperjelas dg kalimat terpaut pada ayat tsb (Wa ashlaha baalahum : Allah perbaiki keadaannya, yaitu Allah perbaiki fikiran dan keadaan hidupnya, dg mengikuti tuntunan Nabi saw)
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya sunnah Nabi kita Muhammad Saw dan Rasul meneruskan sabdanya
“tsumma qala asysyuhada khamsatun” lantas Rasul berkata Syuhada itu ada 5 yaitu “almath’un, walmabthun, walghariiq, washahibulhadm, wasysyahidu fii sabiilillah”. Demikian sabda Sang Nabi saw yang baru saja kita baca. Bahwa orang yang mati syahid itu ada 5 didalam hadits ini. Al Imam Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Nawawi didalam Syarh Nawawi ala Shahih Muslim mengatakan lebih dari 7 kelompok orang yang mati syahid. Akan tetapi didalam hadits riwayat Shahih Bukhari ini disebutkan 5. Riwayat Shahih Muslim menulis lebih dari 7 dan didalam riwayat lainnya lebih banyak lagi.
Yang pertama “almath’un” orang yang wafat karena terkena wabah tha’un. Dimasa itu ada yang menyebut wabah tha’un itu adalah wabah penyakit yang menimpa suatu negeri atau di satu wilayah dan yang wafat bisa ratusan ribu orang. Dahsyat sekali wabah tha’un ini, biasanya datang 8 tahun sekali atau 10 tahun sekali di masa itu. Rasul berkata bahwa yang wafat terkena wabah tha’un maka ia syahid. Namun sebagian ulama mengatakan bahwa semua yang bersifat wabah penyakit, jika ia wafat terkena wabah itu maka ia tergolong kepada hadits ini dan di masa itu tidak ada wabah penyakit yang membunuh terkecuali wabah penyakit tha’un. Dan sebagian ulama mengelompokkan semua yang wafat terkena wabah penyakit (yg mematikan) maka ia dikelompokkan didalam syuhada.
Yang kedua “almabthun” orang yang wafat karena sakit di perutnya. Apakah itu berupa ususnya, jantungnya atau lambungnya atau ginjalnya. Semua yang ada penyakit di dalam perutnya dan wafat karena itu maka ia wafat dalam keadaan syahid. Dan termasuk juga wanita yang wafat dalam keadaan hamil. Demikian ucapan Imam Nawawi didalam Syarh Nawawi alam Shahih Muslim. Orang yang hamil masuk kedalam kelompok ini, karena ia wafat dalam keadaan hamil (dikelompokkan yg wafat terkena sakit diperutnya) maka ia dikelompokkan bersama para syuhada yang wafat dalam syahid.
Yang ketiga “alghariiq” orang yang wafat tenggelam. Orang yang wafat tenggelam selama ia muslim maka ia wafat dengan kemuliaan syahid.
Yang keempat “shahibulhadm” orang yang wafat terkena reruntuhan bangunan. Apakah itu berupa tanah longsor, apakah berupa reruntuhan bangunan atau lainnya. Selama ia tertimpa sesuatu reruntuhan maka ia wafat dalam keadaan syahid.
Yang kelima “syahid fii sabiilillah” orang yang berjihad di jalan Allah. Hadirin syuhada ini terdapat 2 kelompok (yg diakui oleh Allah, dan kelompok yg ketiga tidak diakui sebagai syahid oleh Allah walau diakui manusia karena diluar pengetahuan mereka) yaitu kelompok yang pertama ada 3 kelompok yakni Syahid Addunya, (yg tidak diakui Allah sebagai syahid) ia syahid didunia tapi bukan syahid di akhirat, dan Syahidul Akhirah, ia bukan diperlakukan syahid di dunia tapi ia syahid di akhirat, dan. Syahiduddunya wa Syahidul Akhirah (ia syahid di dunia dan yaumal qiyamah).
Yang syahid didunia dan akhirat siapa? Yaitu orang yang mati syahid karena membela Allah Swt, membela agama Allah atau mati karena membela keluarganya, masyarakatnya dari serangan musuh yang bersenjata lalu ia melawan hingga ia wafat, maka wafatnya syahid di dunia dan akhirat. Maksudnya apa? Di dunia tidak perlu dishalatkan, tidak perlu dikafani, kenapa? karena sudah mati syahid. Di akhirat bersama para syuhada. Ada syahid di dunia yaitu yang mati syahid tapi di dunia saja. Ia ikut peperangan di dunia tapi bukan untuk membela agama Allah, barangkali karena emosinya, karena gengsinya, teman – temannya ikut berperang ia ikut saja. Hal seperti ini, di dunia diperlakukan seperti syuhada, tidak dishalatkan karena orang – orang tahunya ia mati syahid tapi di akhirat bukan bersama syuhada karena niatnya bukan untuk membela Allah dan Rasul-Nya. Ada syahidul akhirah adalah orang yang mati syahidnya dalam kelompok yang saya sebutkan tadi selain berperang di jalan Allah yaitu yang tenggelam, yang terbakar didalam Shahih Muslim disebutkan juga termasuk yang wafatnya terbakar, terkena reruntuhan. Mereka dishalatkan, diperlakukan seperti wafatnya seorang muslim namun di akhirat bersama para syuhada.
Dan juga tentunya kelompok yang bersama mereka adalah mereka yang mencintai para syuhada.
Hadirin – hadirat, ingat janji Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw “almar'u ma'a man ahab” seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Kita punya satu idola yang menjadi Imamussyuhada, Imamul Aulia, Imam dari semua mukminin – mukminat adalah Sayyidina Muhammad Saw. Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cinta kepada Nabi kita Muhammad Saw yang dengan itu Allah membuka tabir cinta kita kepada Allah Swt.
Ya Rahman Ya Rahim, kami bermunajat kehadirat-Mu, memohon kepada-Mu Yang Maha Luhur, kepada-Mu Yang Maha Indah, Wahai Yang Maha Indah terangi jiwa kami dengan keindahan Nama-Mu, terangi jiwa kami dengan keindahan pengampunan-Mu, terangi jiwa kami dengan keindahan khusyu’, terangi ruh kami dengan kecintaan kehadirat-Mu, terangi hari – hari kami dengan kebahagiaan dan kemakmuran. Ya Dzaljalali wal ikram, jadikan malam ini malam yang paling banyak Kau limpahkan anugerah kepada kami. Ya Rahman Ya Rahim dhahiran wa bathinan dunia wal akhirah, jadikan malam esok lebih banyak lagi anugerah yang Kau limpahkan. Ya Rahman Ya Rahim jadikan hari – hari kami bagaikan gelombang keimanan yang terus berlipat ganda lebih dari rahasia samudera anugerah-Mu Yang Maha Luhur dan tiada pernah berhenti. Ya Dzaljalali wal ikram, Wahai Nama-Mu Yang Maha Indah dan Maha Luhur, ketika kami memanggil Nama-Mu maka Engkau melihat dan memuliakan kami dengan sedemikian anugerah, sedemikian pengampunan, sebagaimana firman-Mu didalam hadits qudsiy wahai keturunan adam jika kau berdoa dan berharap kepada-Ku, Ku-hapus dosa kalian tanpa Ku-perdulikan lagi. Demikian janji Rabbul Alamin bagi mereka yang menyeru Nama-Nya dan berdoa kepada-Nya dan bermunajat kepada-Nya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita memanggil Nama Allah, kita bermunajat kehadiratullah, hadirkan seluruh hajat-Mu, hajat yang kita ketahui dan yang belum kita ketahui agar diijabah oleh Allah. Segala musibah yang akan datang dalam kehidupan kita agar digantikan oleh Allah dengan Rahmat dan Inayah. Limpahkan Kasih Sayang-Mu pada setiap nafas kami, jadikanlah siang dan malam kami dilimpahi Rahmat-Mu lebih dari usia kami yang lalu yang barangkalai penuh dosa dan kekhilafan. Kami memohon doa agar Kau maafkan seluruh catatan dosa kami dan menjadi catatan taubat, jadikanlah nafas kami adalah nafas munajat, nafas yang selalu merintih memanggil Nama-Mu Yang Maha Luhur. Kau Yang Maha Membolak – balikkan seluruh keadaan kami dan Maha Menghapusnya dan Maha Menggantikannya. Sebagaimana firman Allah “mereka – mereka yang bertaubat dan beramal shalih dan yang mau menyesali doanya, Allah ganti dosanya dengan pahala. Pastikan seluruh wajah kami ini keluar dari majelis ini sudah tidak lagi ada padanya sebutir dosa. Ya Rahman Ya Rahim gantikan seluruh dosa kami dengan pahala. Inilah doa dan inilah munajat.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, kita juga berdoa agar Allah Swt melimpahkan Rahmat dan Keberkahan pada guru kita fadhilatul sayyid adda’ilallah Al Habib Musthofa Alaydrus matta’nallahu bihi didalam dakwah dan hari – hari beliau. Ya Rahman Ya Rahim, dan semoga acara beliau 11 Ramadhan diberi kesuksesan oleh Allah Swt. Bagi yang mempunyai kesempatan, hadir ke majelis beliau. Sebagaimana beliau datang mengundang kita, beliau datang mengundang tidak dengan kertas tapi beliau datang mengundang sendiri dg hadir ke majelis kita. Kita semua hadir Insya Allah bagi yang mempunyai waktu.
Dan juga kita berdoa semoga Allah Swt memberi kesuksesan pada malam nisfu sya’ban yang akan kita adakan di Monas. Semoga Allah Swt memberikan kesuksesan pada acara ini. Kabar telah disampaikan kepada Guru Mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidz bahwa jamaah akan berkumpul malam nisfu sya’ban di Monas untuk berdoa dengan doa nisfu sya’ban dan dzikir jalallah. Dan beliau gembira mendoakan majelis ini, semoga Allah Swt memberikan kesuksesan dan menjadikan malam nisfu sya’ban ini malam munajat, malam curah dan tumpahnya airmata pemuda – pemudi muslimin – muslimat dan agar Allah melimpahkan kedamaian di bumi Jakarta khususnya dan bagi bangsa Indonesia muslimin terbesar di muka bumi ini. Dan dijauhkan dari segala musibah, disingkirkan dari segala keburukan. Ya Rahman Ya Rahim dan kita teruskan acara ini, sekaligus saya mengumumkan Insya Allah setiap hari ahad sore pukul 14.00 di markas Majelis Rasulullah, majelis nisa tidak dihentikan tapi dilanjutkan dan saya sendiri yang akan mengajarnya. Ada yang bertanya apakah Majelis Rasulullah bulan puasa diliburkan? Insya Allah majelis ini terus berlanjut selama bulan Ramadhan karena demi dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw dan kita lanjutkan dengan doa untuk muslimin – muslimat agar Allah beri pertolongan. Dan bersabda Nabi kita Muhammad Saw barangsiap yang emndoakan saudara muslimnya dan malaikat berkata “amin walaka mitsluh” amin dan untukmu sebagaimana doamu untuk saudaramu. Jika kau berdoa untuk seluruh muslimin maka tumpah ruahlah seluruh keberkahan. Amin allahumma amin. Tafadhol masykura
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terbuka Dan Tertutupnya Pintu Sorga Dan Neraka

Terbuka Dan Tertutupnya Pintu Sorga Dan Neraka
Selasa 15 Mei 2012


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
(صحيح البخاري)
Rasulullah SAW bersabda :
“Jika masuk bulan Ramadhan, terbukalah pintu pintu sorga, tertutuplah pintu neraka, dan syaitan dibelenggu”. (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجهل والدياجر، الحمدلله الذي هدانا، بعبده المختار من دعانا إليه بالإذن، وقد نادانا، لبيك يامن دلنا وحدانا، صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى أله، الحمدلله الذي جمعنا في هذا المجمع الكريم، والحمدلله الذي جمعنا في هذه الليلة وفي هذا الشهر المبارك..
Limpahan Puji ke hadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha tunggal menguasai kerajaan alam semesta, Maha menciptakan jagad raya dari tiada, Maha menjadikan bumi dan lautan dari tiada, Maha menjadikan daratan, hewan dan tumbuhan dari tiada, Dialah ALLAH Yang Maha Pengasuh alam semesta sepanjang waktu dan saat, Maha menentukan nafas hamba – hambaNya, Maha mensucikan jiwa hamba – hambaNya dengan pemikiran yang suci jika mereka mau berfikir, hingga segala apapun yang mereka pelajari di alam, mereka akan menemukan keagungan nama yang maha sempurna, bahwa alam semesta ini ada penciptanya yang maha sempurna .
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Pemikiran kembali kepada setiap manusia dan proses kejadiannya, dari sebutir sel yang tidak terlihat mata menjadi tubuh yang sempurna, paduan dari milyaran sel – sel yang masing – masing berfungsi, dengan fungsi yang telah ditugaskan oleh Allah dan bukan ditugaskan oleh kita. Fungsi – fungsi milyaran sel mata tidak akan berkhianat atas tugasnya, fungsi – fungsi sel - sel pendengaran tidak berkhianat atas tugasnya, fungsi – fungsi sel darah, sel jantung dan lainnya terus bekerja setia demi Sang pemiliknya.. ALLAH. Dan didalam setiap butir sel itu membutuhkan penghidupan, membutuhkan oksigen, mineral dan rizkinya, Dia (Allah) pula yang Maha Tunggal Yang Maha mengaturnya, dan Dia lah (Allah) Yang mengajari setiap butir sel itu menjadi tenaga – tenaga ahli yang multi sempurna, mereka berkhidmat kepada Allah tanpa pamrih, tunduk kepada perintah Rabbul ‘alamin . Dan anugerah yang demikian agung dari setiap satu butir sel yang demikian berharga, diberikan kepadaku dan kalian sebagai rahasia anugerah kedermawanan Ilahi, yang hakekatnya setiap butir sel tubuhmu adalah perkenalan kasih sayang Allah kepadamu, dan itu merupakan panggilan Ilahi agar engkau mengenal kelembutan Nya padamu, dan kau mengetahui tiada yang lebih baik kepadamu melebihi Allah, tiada yang lebih berdermawan kepada mu melebihi Allah, tiadalah yang lebih pantas disyukuri melebihi Allah, Sang Maha Pemberi di sepanjang waktu dan saat, dan setiap waktu dan saat Allah terus mengasuh mu, mengasuh milyaran sel di tubuhmu, mengasuh alam semesta, dijadikannya setiap musibah sebagai pencuci dosa, dijadikannya alam kehidupan sementara sebagai bekal menuju gelombang kenikmatan yang abadi. Sampailah kita di malam agung ini di bulan Ramadhan Almukarram. Selamat datang para tamu Allah, selamat datang wahai yang berdatangan kepada keridhaan Yang Maha Luhur, Yang Maha membagi-bagikan kebahagiaan dunia dan akhirat, Yang Maha menciptakan kesejahteraan dan ketenangan hidup.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Sampailah kita ke majelis ini, tuk mendapatkan hidangan jamuan Ilahi, seagung-agung jamuan, semulia-mulia sambutan, yaitu pengampunan dan kasih sayangNya. Semoga Allah memastikan seluruh namaku dan nama kalian di dalam kasih sayang dan kelembutanNya yang abadi..Yaa dzal jalaali wal ikraam…
Sampailah kita kepada hadits agung, tuntunan mutiara kebahagiaan yang kekal, dari mulut manusia yang paling sopan dan sempurna, dari wajah yang paling indah dari semua wajah yang dicipta Allah, yang Allah jadikan tuntunan dan gerak-geriknya sebagai pembuka rahasia keridhaan Allah yang abadi; Sayyidina Muhammad SAW yang bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Di dalam riwayat Shahih Al Bukhari lainnya :
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ..
Dua riwayat yang bersamaan maknanya; “jika masuk bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu langit, dalam riwayat lainnya pintu-pintu surga”. Makna keduanya adalah dibukanya rahasia kasih sayang Ilahi yang lebih besar, berpijar kelembutan Allah lebih agung dan luhur, sehingga Allah menyambut tamu-tamu kasih sayangNya dari umat ini untuk mendekat dan mendekat, dengan melipatgandakan nama mereka 700 kali lipat dan lebih. Dikatakan oleh Hujjatul Islam Wabarakatul Anaam Al Imam Nawawi AR (Alaihi Rahmatullah : atasnya Rahmat Allah) di dalam Syarh An Nawawi ‘alaa Shahih Al Muslim, dan oleh Al Imam Ibn Hajar dalam Fathul Baari dan Muhaddits lainnya; “Bahwa Allah melipatgandakan pahala 10 kali hingga 700 kali lipat itu, namun Allah melipatgandakannya lebih lagi di bulan Ramadhan, karena Allah berkata
الصِّيَامُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِه
( Puasa adalah untukKu(Allah), dan Aku yang langsung memberi ganjarannya ) lebih dari 700 kali lipat”.
Anugerah yang ditawarkan pada setiap pendosa apalagi ingin mendapatkan kedekatan, satu kali ia berbuat dosa baginya satu dosa, satu kali ia berbuat baik maka pahala dikalikannya lebih dari 700 kali lipat, mana yang kau pilih, Allah atau kehinaan?!, beruntung yang menjawab lamaran Ilahi, beruntung yang menjawab lamaran kasih sayang Allah yang abadi, yang maha tiada mengkhianati para pencintaNya, yang maha menyiapkan istana kemegahan dan kemewahan, setelah manusia jasadnya menjadi busuk dan bangkai, dimakan oleh umpan cacing dan hewan di tanah, Allah menjanjikan bagi mereka ruh di dalam kebahagiaan yang kekal dan abadi kelak, jasadnya akan dibangkitkan kembali oleh Allah di hari kiamat kembali masuk ke dalam samudera kebahagiaan yang kekal. Adakah manusia yang menolak ini?! Bilakah ia berada didalam keberuntungan, jika ia melewati detik-detik Ramadhan yang merupakan detik-detik cinta asmara Allah yang terbesar kepadamu. Wahai jiwaku dan jiwa kalian.. wahai logikaku dan logika kalian..Adakah yang lebih berhak untuk diterima selain tawaran kasih sayang Allah yang abadi ??!
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ
"dan Allah tutup pintu neraka api jahannam” , kenapa pintu neraka di buka dan ditutup, maksudnya apa? Maksudnya Allah menutup pintu kemurkaannya, Allah ingin di bulan Ramadhan hamba selalu dalam maaf dan kasih sayangnya, karena Allah Maha Dermawan, di bulan Ramadhan lebih dari kedermawanannya di bulan lainnya, Allah sudah Maha Dermawan tapi di bulan Ramadhan Allah lebih Maha Dermawan lagi .
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
غُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ
Pintu kemurkaan Allah ditutup, mereka yang wafat di bulan Ramadhan selama ia ada dalam Islam, maka ia wafat dalam husnul khatimah karena tidak ada pintu neraka yang terbuka semuanya ditutup oleh Allah, mereka dalam pengampunan
Dialah Allah, Aku dan kalian sedang berada seakan-akan di dalam istana Allah sebulan, istana yang namanya istana kasih sayang, apa itu namanya kalau sudah istana?, (apalagi) yang namanya istana kasih sayang, di rumah Raja Yang Maha Dermawan, di rumah Raja Yang Maha Memaafkan, di rumah Raja Yang Maha Memberi, dan kau ada di istanaNya saat itu selama sebulan penuh, silahkan doa, amal, ibadah dilipatgandakan terus, terus,terus…Dan ingat!!! usia kita yang enam puluh, tujuh puluh, delapan puluh dan setelah itu selesai dan setelah itu wafat, dimana kehidupan kita, dimana karir kita, dimana musuh kita , dimana teman kita…semuanya sirna, yang ada adalah detik-detik bibirmu bergetar menyebut namaNya, disaat gerak-gerik tubuhmu bersujud ke hadiratNya, itulah yang abadi…,bukan musuh dan teman , bukan kaya dan miskin, bukan siang dan malam, bukan sedih dan gembira..,tapi adakah yang (mau) terikat pada keagungan nama Allah, itulah yang (akan) abadi. Semoga Allah menjadikan nafas-nafas kita dalam keagunganNya Yang Abadi..
وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِيْنُ
(Dan Allah mengikat syaitan) ,
maksudnya: syaitan itu diperlemah . Syaitan itu diberi kekuatan oleh Allah untuk menggoda manusia, kenapa syaitan itu diberi kekuatan?, agar manusia lari kepada Allah
فَفِرُّوْا إِلىَ اللهِ
(Firman Allah : maka larilah berlindung kepada Allah.., QS Addzariyat 50, dan larilah berlindung pada Allah dari Syaitan!!) sebesar-besar apapun godaanmu (wahai syaitan) berpuluh-puluh tahun (manusia yg kau goda berbuat) maksiat, sekejap ia (manusia) bertobat dengan air mata menyesal kepada Allah “Ampuni aku Rabbi”, puluhan tahun dosa-dosanya sirna. Mana gerak-gerikmu wahai syaitan tujuh puluh tahun menjebak orang-orang agar masuk neraka, namun ketika jiwanya(manusia) bergetar memanggil nama Rabbul ’Alamiin, memanggil nama Sang Pemiliknya, memanggil kepada Yang Maha dekat kepadanya, Yang menamakan diriNya Allah Kariim, Maha dekat bahwa Allah SWT itu
أَقْرَبُ مِنَ اْلعَبْدِ مِنْ حَبْلِ اْلوَرِيْدِ
lebih dekat dari urat lehernya, (QS Qaaf 16), sebagai kiasan bahwa Dia (Allah) Maha lebih dekat dari semua yang dekat padamu. Dan Allah SWT mampu menjatuhkan seluruh kekuatan syaitan dalam sekejap, syaitan berhasil menggoda siang dan malam (hingga kau) jatuh dalam maksiat, (namun) ketika jiwanya berpegang teguh pada kekuatan Ilahi, akan datang kejap-kejap keselamatan yang membuat gelap gulita dosa berubah menjadi cahaya Allah yang abadi, maksudnya cahaya Allah yang abadi; cahaya keridhaan Allah , cahaya kecintaan Allah SWT.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Maka di bulan Ramadhan ini syaitan itu diperlemah oleh Allah, mana buktinya..?, buktinya kita lebih mudah berbuat pahala daripada berbuat dosa di bulan Ramadhan, kalau di bulan Ramadhan kita lebih mudah berbuat pahala, coba di bulan lain kita puasa satu bulan, mampu? mungkin mampu, tapi belum tentu, di bulan Ramadhan juga belum tentu, tapi tidak sesulit di bulan lain. Coba, di bulan lain mampu tiap malam shalat 20 rakaat? mungkin mampu, tapi belum tentu mampu..tapi tidak semudah kita di bulan Ramadhan. Di bulan ini syaitan diikat maksudnya dipersulit, sehingga manusia itu dipermudah, semestinya secara logika di beri juga kekuatan pada syaitan di bulan Ramadhan, kenapa? Karena Allah SWT melipatgandakan pahala jauh lebih besar daripada dosa dan daripada amal pahalanya dilipatgandakan balasannya, mestinya kalau mau secara adil syaitan diperkuat juga, kenapa? Supaya mereka yang baik semakin baik, yang jahat di bulan Ramadhan biar semakin jahat, itu kalau keadilan. Namun Allah tidak memandang itu, justru syaitan yang diperlemah. Di bulan yang dilipatgandakan pahalanya lebih dari tujuh ratus kali lipat dengan ucapanAllah SWT
أَنَا أَجْزِيْ بِهِ
(Aku (Allah) yang membalasnya )bisa dilipatgandakan sejuta kali lipat dalam setiap nafasnya, kalau sudah Allah berkata : “Anaa ajzii bih”(Aku yang membalasnya) , bukan perhitungan engkau wahai malaikat puluh kali lipat, dua ratus, tujuh ratus…bukan.. “Aku ( Allah) yang membalasnya” , tidak ada perhitungannya lagi itu. Inilah keindahan untuk aku dan kalian ,keindahan Rabbul ‘Alamiin yang ditawarkan kepada kita, maka jawablah. Semoga Allah menjadikan setiap nafas kita menjawab panggilan cinta dan keindahanNya dan keridhaanNya… Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasul SAW bersabda
:تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
(bersahurlah kalian karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan);
keberkahan dunia dan akhirat dijelaskan oleh para Muhaddits (Ahli hadits)maksudnya apa?Rasul SAW menjelaskan bahwa orang yang melakukan sahur akan mendapatkan pahala sunnah dan mendapat keberkahan, ia mendapat keberkahan di hari itu lebih dari hari lainnya. Boleh dibuktikan, misalnya diantara kita ada orang yang biasa puasa tapi tidak makan sahur lagi, sudah bangun tidur tidak pakai sahur lagi langsung saja puasa, boleh-boleh saja asal sudah buka kemarinnya. Dan hari esoknya dia makan sahur, bedakan di siang harinya mana yang lebih indah, yang lebih banyak anugerah, yang lebih terasa nikmat pasti dihari yang kita sahur, kenapa?
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَة ,
karena dalam perbuatan sahur itu mengandung keberkahan. Sahurlah walaupun dengan sebutir kurma dua butir kurma, sesuap nasi atau seteguk air, paling tidak ikuti sunnah Nabi kita Muhammad SAW.
Hadirin Hadirat...inilah bulan agung, inilah bulan yang juga dinamakan bulan seribu sujud. Kenapa disebut dengan bulan seribu sujud? Karena orang yang melakukan tarawih setiap malam 20 rakaat, berarti 40 kali dia bersujud pada Allah setiap malamnya, kalau dengan witir berarti 3 rakaat, tiap satu rakaat kan dua kali sujud jadi 46 kali sujud ia setiap harinya, kalikan 29..lebih dari 1200 kali dia bersujud kepada Allah, tanpa kau rasakan Ramadhan ini kau bersujud pada Allah lebih dari 1000 kali, dan inilah bulan seribu sujud. Kita bisa bayangkan, bukan kita sendiri..di barat dan timur semuanya melakukan, sampai rata-rata Muslimin Muslimat ketika mereka melakukan tarawih, bertebaranlah di barat dan timur jiwa-jiwa, dahi-dahi yang bersujud seribu kali pada Allah dalam satu bulan Ramadhan. Demikian bulan agung, inilah bulan doa dan inilah bulan munajat.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Jagalah tarawih mu, mereka yang sibuk tarawih misalnya dia bekerja, tidak mungkin tarawih di awal waktu ajak teman lain untuk tarawih di akhir waktu, boleh di tengah waktu, boleh jam setengah tiga malam, boleh kapan saja tarawih, tidak ada waktu yang ditetapkan, ketetapannya adalah setelah shalat isya dan sebelum adzan shubuh. Jadi, kalau seandainya sangat sibuk, jangan bilang saya tidak bisa tarawih!!, sayang..,40 sujud kamu korbankan begitu saja, satu kali sujudmu dilipatgandakan lebih dari 700 kali lipat dan lebih, dan lebih… lewat satu malam maka kita rugi ribuan tahun untuk beramal.
Hadirin Hadirat…(misalnya diantara kalian merenung) ”Saya tidak ada teman kalau tarawih karena kerja, teman-teman tidak ada yang mau untuk berjamaah, maka shalat tarawih sendiri. Boleh shalat tarawih sendiri? Boleh, tapi tidak ada satu madzhab pun yang melakukannya. Maka boleh shalat sunnah tarawih sendiri, tapi yang afdhal shalat tarawih berjamaah , kenapa?karena dikalikan 27 kali lipat, apalagi di masjid, kenapa? karena I’tikaf dan malaikat mendoakan orang yang datang ke masjid. Demikian hadirin hadirat, tentunya shalat tarawih sendiri afdhal daripada tidak sama sekali, tapi kalau disuruh memilih 27 atau 1..tentunya orang-orang yang mau berfikir secara logika yang baik apalagi berupa keuntungan bukan berlian,bukan emas tetapi keridhaan Allah yang dikalikan 27 kali lebih besar,tentunya lebih memilih untuk berjamaah, tidak di masjid maka di rumah bersama istrinya,anaknya,ayahnya.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Semoga Allah memuliakan kita dengan bulan seribu sujud ini. Dan bulan ini adalah bulan Alquran, bulan agung perbanyaklah baca Alquran sebagaimana Nabi SAW yang tadarrus Alquran di Ramadhan, demikian riwayat Shahih Al Bukhari “bahwa Rasul SAW mengulang-ulang kembali hafalan Alquran nya bersama Jibril AS di bulan Ramadhan”. Maka salah satu amalan yang paling afdhal dari amalan yang sunnah di bulan Ramadhan salah satunya membaca Alquran, yaitu memperbanyak membaca alquran, kalau tidak bisa membaca Alquran, maka duduklah bersama orang yang bisa membaca Alquran, dengarkan bacaannya lihat Alquran nya kau dapat pahala, kalau membacanya masih terbata-bata maka ajak teman..”aku ingin membaca Alquran denganmu sepuluh menit saja sehari di bulan Ramadhan,ajari ini..bacaanku salah-salah benarkan bacaanku sedikit-sedikit”. Belajar alif, ba’, ta’, tsa’…Sungguh Allah Maha Melihat ku dan melihat mu, setiap huruf Alquran mengandung cahaya keridhaan Ilahi.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Kalimatullah, kalimat-kalimat suci Allah dibiarkan di hadapanmu (sekitar) 6666 ayat, akan kita biarkan begitu saja kalimat agung suci, ini surat dari Allah untuk mu!! tidak diberikan kepada gunung, tidak diberikan kepada langit dan bumi. Diberikan untuk ku dan untuk kalian surat cinta dari Allah untuk menyampaikanmu pada cinta Nya. Inilah Kalaamullah yang dibawa oleh Sayyidina Muhammad SAW. Mereka mendapatkan surat dari saudara dan kekasih, senangkah dg surat cinta Dari ALLAH?! Surat cinta dari Allah!! Dihadapan(mu), (atau di) rumahmu (kau) bertemu (dengan Alqur;an) dan kau biarkan tidak pernah membacanya, sampai kapan surat cinta itu dibiarkan??, Dan Yang Maha Melihat, melihat.., Yang Maha mengutus Nabi telah melihat kita.., sampai kapan hamba Ku membiarkan surat cintaKu dibiarkan begitu saja..,
Apa itu Alquran..?, isinya mengajak kita kepada cinta Allah, tidak lebih dari itu, jauh dari kemurkaan Allah, jauh daripada kemarahan dan siksa Allah, dekat kepada keridhaan Allah, inilah surat cintaNya, inilah surat panggilan kasih sayangNya.., seandainya tidak ditawarkan kepada kita surga yang abadi, cukup cinta Allah walupun kita di dalam neraka yang kekal, karena neraka yang kekal tidak akan pernah kekal dalam melihat keindahan dzat Allah, namun diatas itu Allah berikan surgaNya yang abadi bagi yang mau menerima surat cintaNya..
Hadirin hadirat..semoga aku dan kalian dimuliakan dengan cahaya Alquran. Surat cinta itu turun di malam nuzululquran di bulan Ramadhan..
Bulan ini juga bulan kedermawanan, diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari “bahwa Rasul SAW itu sangat dermawan, orang yang paling dermawan
أَجْوَدُ النَّاسِ,
tidak ada yang lebih dermawan lagi dari Rasulullah SAW, paling dermawan dan tidak pernah mengatakan “TIDAK” pada orang yang memintanya. Datang seseorang kepada Nabi, seorang ibu bersama dua orang anaknya, sebagaimana dalam riwayat Shahih Al Bukhari; minta-minta, setelah Rasul SAW datang ibu itu telah pergi. Aisyah…(istri Rasulullah RA), tadi tamu yang datang hajatnya apa? ngemis ya Rasulullah(jawab Aisyah)..lalu? tidak ada apa-apa, cuma ada dua butir kurma..sebutir ku berikan kepadanya, sebutir lagi masih ku simpan( jawab Aisyah). Rasulullah keluar dari rumahnya dan berteriak : “ siapa yang mau membantuku wahai kalian..??? , tetanggaku..yang mau membantu orang yang mengemis kepadaku ini, akan menjadi hijab, benteng baginya dari api neraka” , inilah rahasia kedermawanan sang Nabi SAW, maka keluar para sahabat berebutan memberi orang itu. Kenapa.., karena Rasulullah tidak pernah mengecewakan orang yang mengemis padanya, ini pada Nabi SAW lebih-lebih Sang Pencipta Nabi SAW..ALLAH SWT, Yang Maha menciptakan Rasul SAW yang lebih dermawan pada bulan ini, inilah bulan Ramadhan bulan kedamaian, bulan munajat..
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ;”satu kelompok diantara tujuh kelompok yang mendapat naungan Allah adalah orang yang bershadaqah secara sembunyi”. Shadaqah itu mulia, tapi yang lebih mulia adalah shadaqah yang secara sembunyi, tidak diketahui orang shadaqahnya apalagi dibicarakan dimana-mana, tapi sembunyi-sembunyi. Diantara contoh-contohnya; misal orang belanja pada orang susah, orang miskin…”berapa harganya”? misalnya harga pasarannya 10 ribu, penjual bilang 15 ribu, maka langsung bayar tidak usah ditawar, penjual mungkin dalam hatinya bilang ; nih orang belanja tidak pakai tawar-menawar, kira-kira begitu. Padahal maksudnya kita bukan ingin membeli tidak mau menawar, tapi bersedekah padanya, tapi tidak disebut karena kalau disebut; ya sudah ini kan harganya 10 ribu pasarannya, bapak jual 15 ribu yang 5 ribu sedekah, (maka) orangnya tahu kalau disedekahi. Tapi kalau tidak disebut orang yang disedekahipun tidak tahu kalau dia disedekahi, lebih afdhal lagi pahalanya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Rasul SAW itu demikian indahnya budi pekerti beliau Shallallahu wasallama wa baaraka alaih wa ‘alaa alaih..Semoga Allah SWT memuliakan hari-hari kita, memuliakan malam-malam Ramadhan kita agar kita mendapatkan kemuliaan fath Makkah, yang inshaallah untuk mendapatkan kemuliaan fath Makkah adalah 10 Ramadhan kita akan menyampaikan pembahasan-pembahasan di malam berikutnya, dan Insyaallah Allah SWT memberikan izin, inayah, keberkahan, dan lindungan kepada kita dalam hari-hari kita, khususnya acara kita malam 17 Ramadhan di Masjid At Tin, malam 17 Ramadhan Nuzulul Qur’an dan haul Ahlu Al Badr. Ahlu Al Badr ini perpaduan antara para muallaf dan kaum nasrani yang masuk Islam, kaum yahudi yang masuk Islam, kaum musyrikin yang masuk Islam, kaum Quraisy yang masuk islam, dan para Ahlu Baitirrasul Radiyallahu ‘anhum bersatu di dalam panji yaitu Badr Al Kubra. Kita akan mengadakan haul Ahlu Al Badr di Masjid At Tin dan juga doa bersama dzikir Jalaalah sebanyak 1000 X.
Kita berharap yang hadir lebih banyak dari malam nisf Sya’ban. Demikian kabar yang sampai kepada kita bahwa malam 17 Ramadhan yang hadir lebih banyak daripada malam nisf Sya’ban, (kita tidak tahu) kira-kira kalau di Masjid At Tin cukup atau tidak, namun yang jelas rahmat dan keberkahan akan melimpah pada kita semua, Allah jadikan Kota Jakarta ini kota yang damai, kota yang dilimpahi ketenangan dijauhkan dari musibah dan juga untuk seluruh wilayah muslimin khususnya bangsa Indonesia Negeri muslimin terbesar di muka bumi ini, dan tak lupa untuk rekan-rekan kita dari Trans 7 yang meliput acara pada malam hari ini semoga dilimpahi keberkahan dan rahmah, demikian sungguh sangat mulia bagi mereka ketika menyampaikan berita kemuliaan, mutiara-mutiara dakwah Nabi kita Muhammad SAW, semoga keberkahan atas mereka. Dan juga saudara Aryo mudah-mudahan beliau lulus untuk beasiswa (S3) ke Universitas Harvard, dan beliau berangkat 1 September. Dan beliau ikut juga menyebarkan dakwah sang Nabi SAW, paling tidak ada salah satu personil jamaah Majelis Rasulullah disana, dan Insyaallah semakin luas dakwah Nabi kita Muhammad SAW..
Kita bermunajat kepada Allah, demi malam yang mulia ini Ya Rahma Ya Rahiim, Ya Dzal Jalaali Wal Ikraam Ya dzattawli wal in’aam..Inilah doa di malam bulan seribu sujud, inilah munajat di bulan Kau paling dermawan,inilah doa di hari-hari yang Kau katakan “Akulah Yang membalas setiap pahala”, maka bagaimana dengan doa kami Rabbi..jangan Kau tahan seluruh hajat dan maksud kami kecuali Kau kabulkan, dan Kau beri lebih dari yang kami minta..Ya Rahmaan Ya Rahiim Ya Dzal Jalaali Wal Ikraam..Kami mohon demi keagungan mutiara namaMu Yang Maha Luhur, demi keagungan namaMu Yang Maha Abadi, demi keindahan namaMu yang maha kekal, demi keindahan perbuatanMu dan kasih sayangMu yang berlimpah kepada hamba-hambaMu, demi surat cintaMu Alqur’an Al Kariim yang diberikan kepada kami..Rabbi muliakan kami, tenangkan jiwa kami dengan ketenanganMu, dan muliakan hari-hari kami dengan kebahagiaan dunia dan akhirat, terangi seluruh wajah kami dengan cahayaMu, wafatkan kami dalam husnul khatimah,limpahkan kepada kami kemakmuran dan jauhkan dari kami kehinaan Ya Rahmaan Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikraam….
فقولو جميعا ....
(Kataklanlah bersama sama)
ياالله.. ياألله.. ياألله.... يا ألله يارحمن يارحيم...، لاإله إلا الله....لاإله إلاالله محمد رسول الله .. وصلى الله عليه وسلم كلمة حق عليها نحيا وعليها نموت وعليها نبعث إن شاء الله تعالى من الأمنين ..
Kita teruskan acara kita dengan berdoa kepada Allah didalam lantunan keindahan dan kemuliaan Ramadhan, Semoga Allah menyempurnakan anugerahNya di bulan Ramadhan dari segala khilal,dari segala masyakil, dari segala kekurangan dan celah dalam puasa kita baik yang telah lalu atau yang akan datang. Kita berdoa kepada Allah agar disempurnakan oleh Allah…tafaddhal…
مرحبا ياشهر رمضان مرحبا شهر العبادة
مرحبا ياشهر رمضان مرحبا شهرالسعادة
Alhamdulillah Rabbil Alamin..
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…Tabligh akbar Majelis Rasulullah SAW malam Ahad yang akan datang akan diadakan di Masjid An Nur jam 21.15 , mundur 15 menit dari biasa karena mengingat jamaah shalat tarawih, dan diteruskan konvoi (ziarah) ke Luar Batang. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...Kita ucapkan terima kasih kepada fadhilah As Syaikh Ad Daa’i ilallah Alhabib Ali Zainal Abidin Bin Umar Al Atthas dari Depok semoga dilimpahi rahmat oleh Allah SWT, juga yang hadir dari para Ulama’, dan Doa penutup dari guru kita yang kita cintai fadhilah As Syaikh Ad Daa’i ilallah Al Habib Hud bin Muhammad Al Atthas.